Arah SDM Teknologi Informasi: Dari Spesialis ke Versatilis

Author: · Published: September 27, 2006 · Category: Manajemen dan Kebijakan TI 

Romi Satria Wahono

Menarik membaca laporan khusus Gartner tentang prediksi 2006 (Gartner Predictcs 2006 Special Report), yang kebetulan juga dibahas di majalah eBizzAsia bulan pebruari 2006. Diramalkan bahwa pada tahun 2010 pasar kerja para spesialis Teknologi Informasi (TI) akan berkurang hingga 40%. Para spesialis (specialist) ini akan digantikan oleh versatilis (versatilist), yang mampu mengkombinasikan kompetensi dan keahlian teknis, dengan pengalaman bisnis dan kemampuan memberikan solusi komprehensif. Siapa itu spesialis? Siapa itu versatilis? kita coba bahas dalam tulisan ini.

Mengapa ada perubahan arah SDM TI seperti ini? Faktor terbesar adalah meningkatnya persaingan bisnis seiring dengan semakin kompleksnya perkembangan Teknologi Informasi sendiri. TI semakin dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan di berbagai bidang, diperlukan solusi multidisiplin, multiplatform dan sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi. Disinilah Gartner menyebut istilah “IT versatilist”, yaitu orang-orang yang memiliki pengalaman, kemampuan menjalankan berbagai tugas yang beragam dan multidisiplin (versatile), dimana semua itu untuk menciptakan suatu pengetahuan (baru), kompetensi dan keterkaitan (context) yang kaya dan padu guna mendorong peningkatan nilai bisnis.

Sifat sang versatilis adalah fleksibel terhadap teknologi, orientasi utamanya adalah untuk memberikan solusi sesuai requirement (kebutuhan) yang diminta oleh sang customer. Versatilis bukan seorang generalis yang mengenal semua bidang dan teknologi tapi hanya kulitnya (dangkal). Versatilis tidak terlahir tiba-tiba, tapi karena pengalaman matang menjadi seorang spesialis. Versatilis juga bukan spesialis yang hanya mengerti cakupan bidang yang sempit, meskipun dalam. Versatilis adalah seorang spesialis yang berpikir lebih luas, berwawasan, matang, penuh perhitungan, mengerti tentang bisnis, orientasi kerja untuk memberi solusi, mampu bekerjasama (membangun networking) dengan orang-orang TI lain maupun non TI, dan yang pasti tidak mengkotakkan dirinya pada sebuah teknologi, tool atau platform.

Prediksi Gartner ini diperkuat oleh beberapa data, misalnya tentang 80% profesional TI di Amerika bekerja di perusahaan-perusahaan yang menerapkan TI, dan bukan perusahaan-perusahaan TI sendiri (hardware, software, service). Wajarlah seorang profesional TI dituntut untuk memiliki kemampuan verbal dalam menyampaikan konsep-konsep teknologi informasi dalam bahasa yang dimengerti oleh banyak orang. Inilah dia sang Versatilis!

Sebelum membaca laporan Gartner ini sebenarnya saya sudah mendapatkan pencerahan dari pengalaman  pribadi selama 10 tahun di Jepang. Keluar masuk bekerja parttime maupun semi fulltime di berbagai perusahaan TI Jepang, mulai dari menjadi teknisi, engineer, developer, konsultan sampai lecturer. Saya mungkin tidak menyebut sebuah terminologi seperti Versatilis, hanya saya mencoba memberi gambaran tentang figur SDM TI Indonesia dalam kesempatan berbicara di seminar dan workshop di berbagai tempat. Mudah-mudahan yang sering mengikuti seminar saya mengingat kembali tentang hal ini. Pesan yang saya sampaikan khusus untuk para generasi muda SDM TI Indonesia adalah:

  • OS, bahasa pemrograman, software dan teknologi hanyalah  sebuah tool (alat), yang harus kita kuasai dan gunakan untuk memecahkan masalah dan membangun solusi. Dia bersifat tidak kekal, dia bukanlah agama yang harus dianut dan difanatikkan seumur hidup. Ketergantungan terhadap sebuah tool adalah kebodohan. Debat kusir tentang tool dan saling mengumpat atau membela mati-matian sebuah tool adalah tindakan sia-sia, karena mereka masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
  • Setiap peluang memiliki nilai untung dan rugi, setiap keputusan yang diambil dalam hidup harus memperhitungkan opportunity cost yang harus dibayar.
  • Cerdas dalam mengambil berbagai peluang yang ada dan usahakan mengemasnya dalam sebuah karya dan produk yang menjadi solusi bagi orang lain.
  • Mengambil kesempatan kerja part time atau full time sebagai proses pembelajaran dan melatih diri secara riil
  • Latihlah kemampuan verbal. Diantara kesibukan berkomunikasi dengan mesin (komputer), tetap latih teknik dan strategi berkomunikasi dengan manusia. Berlatihlah menyampaikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita kuasai dengan bahasa sederhana dan dapat dipahami dengan mudah oleh orang awam sekalipun.
  • Bangun jaringan (networking) dan kerjasama dengan berbagai pihak. Setiap pertemuan dengan orang lain, siapapun dia, akan membawa manfaat bagi kita, meskipung kadang-kadang tidak langsung datang seketika.

Perlahan tapi pasti, dengan modal pengalaman, skill, kompetensi, dan sertifikasi spesialis yang kita miliki, marilah kita berlatih menjadi seorang versatilis.


Download Tulisan Lengkap: romi-arahsdmit-25september2006.pdf

Related Articles

  1. DNS Server Ubuntu
  2. Tutorial Penggunaan Truecrypt
  3. 7 Konsep Dasar Pembuatan Web
  4. Spiralisasi Pengetahuan: Teknik Menghidupkan Pengetahuan Kita
  5. Membuat CGI dengan Pascal
  6. Games Sederhana dengan HTML5
  7. Lebih Dekat dengan Cloud Computing
  8. Buku Putih Teknologi Informasi dan Komunikasi
  9. Open Source Software (OSS) untuk Berbagai Kebutuhan
  10. Konsep Dasar Membuat Web
  11. Membuat Website dengan CMS Drupal
  12. Content Management System dalam Dunia Usaha – Seri III
  13. Belajar Membuat Toko Online dengan Menggunakan Prestashop
  14. Hit Counter Dengan Animation Image
  15. Step By Step Menjadi Programmer Handal Dengan Vb.Net (12)
  16. Pengenalan Telegram Bot Framework Pada C#
  17. Membangun CRUD Pada Platform J2EE dengan Hibernate-JSF-Primefaces
  18. Pemrograman Dengan C++ (part I)
  19. Cara Mengetahui Tingkat Sitasi dan h-Indeks Seorang Peneliti di Scopus
  20. Panduan Keamanan Linux